SUKU BATAK TOBA
Menurut mitologi Batak, asal mula suku Batak berasal dari sebuah gunung yang berada di Pulau Samosir, Sumatera Utara yaitu Pusuk Buhit.
Menurut sejarah di tempat inilah pertama sekali seorang Si Raja Batak berdiam dan kemudian berketurunan dan generasi merekalah yang masih ada sampai sekarang. Pada awalnya suku Batak tersebut hanya ada satu tetapi seiring dengan Perkembangannya beberapa bagian mulai memisahkan diri yang kemudian menjadi etnis suku yang berbeda yaitu Batak Toba, Batak Karo, Simalungun, Angkola, Mandailing, dan Pakpak Dairi. Pada kesempatan kali ini saya tidak membahas semua etnis suku tersebut tetapi hanya membahas satu etnis yaitu suku Batak Toba.
Suku Batak Toba adalah suku yang awalnya berdiam di daerah Sumatera Utara tepatnya Tapanuli, tetapi seiring dengan perkembangan zaman ,Batak Toba telah mengisi hampir seluruh wilayah nusantara. Suku Batak merupakan suku yang memiliki kekayaan budaya yang lengkap dalam mengatur kehidupan. Dalihan Natolu merupakankehidupan. Dalihan Natolu merupakan salah satu budaya yang harus tetap dilestarikan oleh generasi batak karena dalihan natolu ini merupakan dasar falsafah yang selalu dijunjung oleh orang batak dalam setiap perilaku terutama adat. Filsafah ini mengajarkan kepada siapa kita harus hormat, posisi kita dalam suatu lingkaran adat dan apa panggilan yang kita sebut kepada seseorang.
Sungguh banyak kebudayaan yang dimiliki suku Batak Toba yang masih harus tetap dilestarikan yang pertama adalah kain tenun khas batak atau yang disebut dengan ulos. Ulos adalah kain tenun khas batak yang berbentuk selendang yang melambangkan ikatan kasih sayang antara orangtua dengan anaknya atau antar sesorang dengan yang lainnya, pada awalnya ulos memilki 3 kegunaan yaitu sebagai penghangat badan, penghangat jiwa, dan sebagai keperluan adat, tetapi seiring dengan perkembangan zaman banyak orang- orang kreatif batak yang memanfaatkan kegunaan yang lain.
"Ulos" akan memberikan banyak pengaruh terhadap kelestarian budaya suku Batak Toba dan ini merupakan suatu boleh ditinggalkan karen ulos juga merupakan cerminan dari Suku Batak Toba sendiri.
Berikutnya ada rumat adat batak atau disebut dengan "Jabu Bolon". Bangunan ini adalah salah satu peninggalan tradisi suku Batak Toba yang hingga kini masih banyak meninggalkan nilai-nilai dan keindahan tersendiri dan menurut kebudayaan yang muncul di kalangan masyarakat batak toba rumah ini memiliki tiga bagian yang mencerminkan dunia atau dimensi yang berbeda-beda.
1.Atap rumah yang diyakini mencermikan dunia para leluhur.
2. Lantai rumah yaitu sebagai tempat tinggal manusia.
3. Bagian bawah rumah atau disebut "Bara ni jabu" yang diyakini sebagai tempat orang-orang yang telah meninggal.
dan masih banyak kebudayaan yang lainnya.
Tradisi Batak Toba
Tradisi Batak Toba adalah warisan budaya yang unik dan masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi nya antara lain:
1. Mangokkal Holi: Mangokkal Holi adalah ritual pemindahan tulang-tulang leluhur. Dalam tradisi ini, tulang-tulang leluhur dipindahkan dari peti mati ke tempat peristirahatan yang baru. Ritual ini dilakukan sebagai tanda penghormatan dan menghargai leluhur.
2. Tarian Sigale-gale: Tarian Sigale-gale adalah salah satu pertunjukan seni yang terkenal dari budaya Batak Toba. Tarian ini melibatkan boneka kayu yang disebut Sigale-gale, yang diarak dan ditarikan oleh penari.
3. Gondang Sabangunan: Gondang Sabangunan adalah pertunjukan musik tradisional Batak Toba. Gondang Sabangunan melibatkan penggunaan instrumen musik tradisional, seperti gondang, gondang hasapi, dan gondang sibunga-bunga. Pertunjukan ini sering diiringi oleh tarian dan memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial dan kebudayaan masyarakat Batak Toba.
4. Gondang Naposo: Gondang Naposo adalah tarian yang dilakukan oleh para pemuda- pemudi Batak Toba untuk mencari jodoh. Tarian ini memiliki gerakan yang enerjik dan diiringi oleh musik tradisional. Gondang Naposo dianggap sebagai sarana untuk memperkenalkan diri dan membangun hubungan sosial antara pemuda-pemudi Batak Toba.
5. Mangulosi: Mangulosi adalah tradisi memakai Ulos, sejenis kain tradisional Batak Toba, dengan makna-makna khusus. Ulos memiliki nilai simbolis dalam budaya Batak Toba, seperti kepercayaan, status sosial, dan identitas suku. Mangulosi dilakukan dalam berbagai acara adat dan upacara keagamaan.
Tradisi-tradisi ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan terus dijaga kelestariannya oleh masyarakat Batak Toba hingga saat ini.
0 Komentar