PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA WISATA DI PARSALAKAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA WISATA DI PARSALAKAN
Wisata Air terjun sisundung,parsalakan desa sisundung,kecamatan angkola barat,kabupaten tapanuli selatan,sumatera utara.
Deskripsi Kondisi Objek Wisata Melalui Analisis SWOT
A. Strength (Kekuatan)
Keindahan alam di air terjun sisundung yang masih alami dan belum banyak terjamah atau disentuh,suasananya yang tenang dan jauh dari keramaian kota, dan masih adanya flora dan fauna yang langka dan beragam. air terjun ini mudah dijangkau hanya perlu perjalanan sejauh 500 meter dari tempat parkir kendaraan. memiliki dua aliran air terjun, maka banyak juga yang menyebutnya air terjun kembar. akses jalan menuju kesana sudah cukup baik dengan jalan yang sudah ada meskipun masih perlu untuk diperbaiki.
B. Weakness (Kelemahan)
Fasilitas dasarnya yang masih minim seperti masih kurangnya toilet,tempat parkir yang lebih luas,dan temapat makan atau rumah makan.kurangnya promosi dan informasi yang kurang memadai untuk menarik wisatawan. infrastruktur pendukung seperti jalan,menuju lokasi yang kurang memadai. masih kurangnya kesadaran masyarakat yang berada disekitar air terjun sisundung terhadap potensi wisata dan cara mengelolanya dengan baik dan membuatnya bagus dan menarik agar banyak menarik wisatawan nantinya.
C. Opportunities (Peluang)
Terdapat banyak peluang seperti kesempatan untuk mengembangkan usaha lokal seperti penginapan, rumah makan dan lain sebagainya. meningkatkan tren wisata alam dan ekowisata dikalangan wisatawan domestik dan internasional. adanya program pemerintah untuk pengembangan Pariwisata di daerah terpencil dan juga potensinya untuk mengadakan event atau festival yang berkaitan dengan budaya dan alam setempat, dan masih banyak lagi peluang dari adanya objek wisata air terjun ini. namun, kesadaran masyarakat setempatnya yang masih rendah terhadap potensinya.
D. Threats (Ancaman)
Kerusakan lingkungan akibat kunjungan wisatawan yang tidak terkelola dengan baik dan benar adanya persaingan dengan objek wisata lain didaerah sekitar. terjadinya bencana alam seperti banjir dan longsor yang dapat merusak akses dan fasilitasnya.
a. Proses perencanaan yang akan digunakan yaitu:
1. Pembangunan fasilitas dasar seperti toilet, tempat parkir, tempat istirahat dan warung makan.
2. Pemasangan papan petunjuk dan informasi
3. Melakukan pelatihan untuk masyarakat lokal dalam pengelolaaan pariwisata.
b. Siapa yang dilibatkan:
1. Pemerintah desa dan kecamatan
2. Masyarakat lokal
3. Investor dan pelaku usaha lokal
4. LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang bergerak dibidang pariwisata
Adapun sumber pendanaannya melalui investasi dari sektor swasta, hibah dan bantuan dari pemerintah pusat, dana dari APBD ( anggaran pendapatan dan belanja daerah), swadaya masyarakat dan donasi.
E. Model pelaksanaan pembangunannya melalui PRA (Participatory Rural Appraisal)
Yaitu dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaannya, sehingga memastikan kebutuhan dan keinginan mereka terakomodasi serta mengadakan pertemuan dan diskusi dengan masyarakat untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merumuskan solusi, dan membuat keputusan bersama.
F. Pemeliharaan objek wisata
1. Pengelolaan oleh badan usaha milik desa (Bundes) dengan dukungan dari pemerintah
2. Partisipasi aktif dari kelompok pemuda yang bertugas dalam pemeliharaan dan operasional sehari-hari
3. Kerja sama dengan pihak swasta dalam hal pemasaran dan promosi serta pengelolaan fasilitas tertentu
4. Menerapkan kebijakan dan peraturan lokal yang mendukung dalam pengelolaan wisata secara berkelanjutan melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan penegakan peraturan untuk melestarikan alam dan menjaga keselamatan wisatawan.
0 Komentar